Translate

Minggu, 23 Maret 2014

AIR LIMBAH


PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TH. 2010
Oleh: MOH ARIFIN


A.     Pengertian
           Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya ( UU No.44, 2009:1 )
          Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berupa upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif dalam melaksanakan suatu aktifitasnya menghasilkan limbah.
          Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas(Depkes, 2005:12).
            Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes,2005:12)
           Khususnya limbah cair atau air limbah (liquid wastes) rumah sakit yang hampir sama dengan air limbah rumah tangga namun berbeda dibanding dengan air limbah industri bila ditinjau dari jenis sumber/kegiatan dan komposisinya, sudah saatnya memerlukan perhatian khusus, baik pada pengelolaan maupun pemantauannya.
          Air limbah rumah sakit dapat menimbulkan paparan /dampak  terhadap lingkungan dan masyarakat yang mempunyai resiko dari hasil yang ditimbulkan serta usaha mengatasinya. Sebagai upaya untuk menangani dampak yang mungkin ditimbulkan dari air limbah, Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon melakukan suatu upaya pengelolaan air limbah dengan baik dan benar serta pelaksanaan secara berkesinambungan  demi terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang sehat, bersih dan nyaman sesuai dengan ketentuan SK Menkes No. 1204 tahun 2004.

 B.   Tujuan Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit
1. Tujuan Umum
         Untuk menghilangkan/mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah sehingga hasil pengolahan air limbah tidak mengganggu lingkungan apabila dibuang ke badan air penerima.
        2.  Tujuan Khusus
a.      Mengurangi jumlah padatan tersuspensi
b.      Mengurangi jumlah zat organik
c.       Menghilangkan mikroorganisma pathogen
d.      Menghilangkan jumlah bahan kimia yang berbahaya  dan beracun
e.      Mengurangi unsure lain yang dianggap dapat menimbulkan dampak negative terhadap ekosistem.

C. Dasar Hukum
           Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon dalam menjalankan pengelolaan air limbah senantiasa mengacu pada peraturan dan perundangan sebagai berikut :
1.      Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2.      Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3.      Undang Undang No. 44 tahun 2009 tentang Kumah Sakit
4.      Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat Pengaturan Kualitas Air .
5.      Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.

D.     Permasalahan yang Ditimbulkan Air Limbah Rumah Sakit
             Sedangkan permasalahan yang timbul di lingkungan rumah sakit akibat dari pembuangan air limbah rumah sakit yang kurang baik adalah:
1.      Timbulnya    penyakit    baik    oleh    infeksi    mikroorganisme
patogent, maupun bahan kimia beracun atau bahan radioaktif yang bersifat toxsic dan karsinogenic.
2.      Kerugian  ekonomi  karena  kerusakan  benda, saluran/bangunan  badan air, tanaman dan peternakan.
3.      Kerugian  estetika   karena  pengaruh  bau, warna  dan lumpur  terlarut terutama didaerah aliran sungai yang padat penduduknya.
4.      Kerugian psykhis karena selalu curiga dan takut (phobi)  terhadap air limbah rumah sakit.
           Berdasarkan pertimbangan diatas perlu diupayakan oleh rumah sakit sebagai penghasil air limbah untuk mengambil langkah – langkah pengolahan air limbahnya secara optimal, pertanyaan baru muncul, bagaimanakah metode pengolahan air limbah rumah sakit secara optimal itu ? agar masalah – masalah tersebut diatas dapat ditekan atau dieliminasi.

E.      Sumber Air Limbah Rumah Sakit
            Sebagai gambaran dapat disebutkan dibawah ini jenis – jenis sumber air limbah dilihat dari jenis pelayanan di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon  Kelas B Pendidikan sebagai berikut :
1.   Kegiatan Pelayanan Kesehatan
      a.  Rawat  Jalan
:
WC, KM, wastapel, sarana cuci tangan,  sarana kumur, sarana cuci alat, cuci film, hydroterapi dll
      b.  Rawat Inap
:
WC/KM penderita dan pengunjung, WC/KM petugas, wastafel, sarana cuci tangan, spoel hock, urinoir, sarana cuci alat, sarana mandi / waslap penderita , dapur unit, buangan radioaterapi, dl
2.      Kegiatan Penunjang Pelayanan Kesehatan
a.   Laboratorium
:
WC/KM, urinoir, wastafel, sarana cuci tangan, sarana cuci alat, buangan cair dari spektrofotometer, sisa spesimen, dan sisa pengawetan.
b.    Dapur RS
:
WC/KM,  sarana cuci alat,wastafel, sarana cuci bahan, dan sisa kegiatan memasak.
c.    Workshop
:
WC/KM, wastafel, dan sarana cuci alat/kendaraan.
d.    Laundry
:
WC/KM, Sarana perendaman, mesin cuci, mesin peras dan  mesin pengering.
            e.   Ruang jenazah
:
WC/KM,sarana pencucian jenazah, wastafel, sisa outopsi, dan mesin pendingin.
            f.  Bedah Sentral
:
WC/KM, sarana cuci tangan, sisa bedah, sarana cuci alat, dan sisa disinfeksi.
            g.   Per.Intensif
:
WC/KM,sarana cuci tangan,sarana cuci alat, dan buangan tindakan intensif.
           h.  Gawat Darurat
:
WC/KM,sarana cuci tangan, sarana
cuci alat, buangan tindakan bedah, dan perawatan luka.
           i.  Cuci Darah
:
WC/KM, wastafel, dan limbah mesin cuci darah.
           j.  Kamar bersalin 
          dan Per. Bayi
:
WC/KM, sarana cuci alat, sarana cuci tangan, wastafel, buangan mandi bayi, sisa pembuatan susu/makanan bayi, dan buangan persalinan.
           k.  Pengelolaan  
        sampah & taman
:
Sarana cuci alat, dan sisa penyiraman /pembasmian hama tanaman.
           l.  Pengelolaan keb.
          lantai dan ruangan.
:
Sisa bahan pembersih, pembersihan alat kerja, penyiraman lantai KM/WC dan  lantai ruangam.
          m.  Farmasi & Apotik
:
WC/KM,sarana cuci tangan,sisa bahan dan hasil produksi, wastafel, dan urinoir.
           n.  CSSD
:
WC/KM,Sarana cuci instrumen/ alat/bahan/linen untuk disteril, dan buangan alat sterilisasi.
        
         Dari sekian banyak sumber air limbah di rumah sakit kebanyakan berupa KM,WC,urinoir,sarana cuci tangan,wastafel,sarana cuci alat,dan dapur yang pada umumnya mempunyai kesamaan dengan air limbah rumah tangga baik jenis maupun komposisi air limbahnya.
Sedangkan sumber air limbah rumah sakit yang sangat berbeda dengan air limbah rumah tangga antara lain :
a.      Buangan alat cuci darah
b.      Buangan alat spektrofotometer
c.       Laboratorium klinik
d.      Patalogi anatomi
e.      Hematologi
f.        Proses outopsi
g.      Farmasi
h.      Laundry
i.        Radioterapi
j.        Dapur
           Sumber air limbah rumah sakit tersebut perlu pemantauan khusus dan seyogyanya perlu pengelolaan atau pengolahan khusus sebelum masuk ke jaringan yang menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
           Air limbah RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Gunung Jati menurut sumber/kegiatan yang menghasilkan limbah cair yang berasal dari kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan penunjang pelayanan kesehatan. Adapun parameter limbah cair yang perlu di olah adalah : BOD, COD, TSS, NH3 bebas, suhu, PH, dan PO4. Sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 58 tahun 1995.

F.        Sumber Air Limbah dan Sifatnya
NO
SIFAT
SUMBER
1
Berwarna
Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD, ICU, ICCU, Persalinan, Bedah, Laboratorium ( Disinfektan, Reagen, sisa specimen dan sisa pemeriksaan ).
2
Berbau
Rawat Jalan, Rawat Inap, Haemodialisa, Bedah, Laboratorium.
3
Temperatur tinggi
Ketel uap, mesin cuci, mesin / alat masak.
4
Korosif
Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium.
5
Iritatif
Sterilisasi, Fog desinfektan, uap air, uap acetone, larutan bersifat asam, uap klor aktif.
6
Toksik
Desinfeksi, pengendalian vektor dan binatang pengganggu ( insektisida, pestisida, rodentisida dan termisida ).
7
Infeksius
Hampir semua sumber air limbah rumah sakit dapat bersifat infeksius karena adanya E.coli dalam tinja dan buangan dari penderita rawat inap ( Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus, virus ).
8
Kumulatif
Logam berat yang terlarut dalam air limbah (Hg, Pb, Cd ).
9
Karsinogenik
Radioterapi ( air limbah, radioaktif dan logam – logam berat terlarut ).
10
Organis
Hampir semua air limbah menghasilkan unsur – unsur organis terutama dapur ( lemak, karbohidrat, protein ), kamar otopsi
                  Sumber : Data Instalasi Sanitasi  RSUD Gunung Jati Tahun 2010

G.     Bangunan dan Peralatan IPAL
           Bangunan Pengolahan Air Limbah atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) adalah kelompok bangunan yang dipergunakan untuk mengolah/memproses air limbah menjadi bahan – bahan untuk kegunaan lainnya serta tidak berbahaya bagi sekelilingnya.
           Berikut ini merupakan bangunan dan peralatan  yang terdapat pada   Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSUD Gunung Jati Kota Cirebon berikut kondisinya pada saat ini :
1 . Bak Handget
a.      Dimensi
b.      Fungsi


c.       Kondisi
:
:


:
0,5 X 1 X 1,5 M
Untuk mengontrol aliran air limbah yang dilengkapi dengan saringan dan pintu tangan sebagai pengatur aliran air limbah.
Kontruksi baik
Saringan dan pintu tangan rusak sehingga ada kotoran yang masuk ke bak Comminutor
2. Bak Communitor
         a.      Dimensi
         b.      Fungsi

         c.       Peralatan


          d.      Kondisi
:
:

:


:
2  X  2  X  2,4 M
Untuk memecah limbah padat yang masuk ke bak comminutor
Mesin Communitor rusak ( ada di IPSRS ), limbah padat masuk ke bak Sumersible
sehingga beban mesin bertambah.
Kontruksi baik
3. Bak Sumur Summersible
a.      Dimensi
b.      Fungsi






c.       Peralatan


d.       Kondisi
:
:






:


:
Ǿ 1,2  X  4,2 M
Untuk menampung air limbah dari rumah sakit yang dilengkapi dengan 2 unit pompa summersible guna menaikan air limbah ke bak aerasi.( debit:1,26 lt/dt, 108.864 L/hari )
Dalam Sumur summersibe ini ditetesi larutan PAC guna menurunkan kadar COD yang tinggi.
Mesin Pompa Sumersible : 2 unit
Mesin Mixer                      : 1 unit
Dosing pump                     : 1 unit
Container  kapasitas 200L : 1 buah
Kontruksi baik
Mesin Sumersible 2 unit kondisinya Baik, waktu opeasional baru 12 jam yang  seharusnya 24 jam,
4. Bak Aerasi
       a.      Dimensi
       b.      Fungsi




        c.       Peralatan

       d.      Kondisi
:
:




:

:
15,5 X 7,2 X  3 M
Sebagai bak penampung sistem aerasi, udara
aerasi berasal dari 2 buah mesin blower yang dialirkan melalui pipa galvanis Ǿ 25 Cm. Dengan 48 buah lobang/nozel beroperasi selama 12 jam per hari.
Pipa Galvanis Ǿ 25 Cm
Nozel 48 buah
Kontruksi baik
Pipa dan nozel baik
5. Bak Outlet
a.      Dimensi
b.      Fungsi


c.       Kondisi
:
:


:
1,5 X 1,8 X 2,5 M
Sebagai tempat keluarnya air limbah setelah diaerasi.Kontruksi baik
Saringan dan pintu tangan rusak sehingga ada Kontruksi baik
6. Bak Flokulasi
a.      Dimensi
b.      Fungsi

c.       Kondisi
:
:

:
6 X 6 X 0,8 M
Sebagai bak penggumpalan / pengendapan lumpur terakhir sebelum dialirkan ke bak stabilisasi/kolam ikan
Kontruksi baik
7. Bak Stabilisasi/Kolam Ikan
a.      Dimensi


b.      Fungsi
c.       Kondisi
:


:
:
6 X 7 X 0,8 M
Sebagai bak indikator yang ditanami ikan mas untuk mengetahui  mutu pengolahan air limbah, apabila ikannya mati kemungkinan pengolahannya kurang sempurna.
Kontruksi baik

 8.  Bak Pengering Lumpur
a.      Dimensi
b.      Fungsi

c.       Kondisi
:
:

:
2 X 2 X 1,2 M
Sebagai bak penampungan lumpur hasil pengurasan untuk dilakukan pengeringan.
Kontruksi baik
9. Mesin Blower
a.      Fungsi


b.      Peralatan
c.       Kondisi
:


:
:
Sebagai alat penghasil udara untuk proses aerasi, bekerja secara otomatis 12 jam yang dikendalikan oleh panel kontrol dengan saklar otomatis.
Mesin Blower : 2 unit
Baik
10. Panel Kontrol
a.      Fungsi
b.      Kondisi
:
:
Untuk mengendalikan opersional IPAL
Baik
11. Alat Khlorinasi
a.      Fungsi


b.      Peralatan


c.       Kondisi
:


:


:
Untuk mengaduk chlorine/kaporit dengan air
Untuk mengatur pembubuhan dosis chlorine/ kaporit,  untuk 200 lt air chlorinnya 1-2 kg.
Mesin Mixer                      : 1 unit
Dosing pump                      : 1 unit
Container Kapasitas 200 L : 1 buah
Baik


H.     Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
           Sistem pengolahan air limbah yang disertai dengan proses disinfeksi/chlorinasi adalah sangat tepat untuk mengatasi permasalahan mikrobiologis patogen air limbah di RSIUD Gunung Jati Kota Cirebon karena jenis dan karakteristik air limbahnya  beraneka ragam.
           Tujuan utama pengolahan air limbah di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon adalah untuk menghilangkan/mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah sehingga hasil pengolahan air limbah tidak mengganggu lingkungan apabila dibuang ke badan air penerima.
            Beberapa kegiatan yang biasanya dipergunakan pada pengolahan air limbah rumah sakit dan tujuannya antara lain :
1. Penyaringan untuk menghilangkan zat padat.
2. Perajangan untuk  memotong/menghancurkan zat padat yang berada di dalam air limbah.
3. Bak penangkap pasir untuk menghilangkan pasir dan koral.
4. Bak penangkap lemak untuk memisahkan lemak/benda terapung.
5. Tangki ekualisasi untuk melunakkan/pengenceran air limbah.
6. Pengendapan/pengapungan untuk menghilangkan benda tercampur.
7. Reaktor lumpur aktif/aerasi untuk menghilangkan zat-zat organic dan anorganik.
8. Karbon aktif untuk menghilangkan bau, bahan yang tidak dapat diuraikan.
9. Pengendapan kimia untuk mengendapkan fosfat.
10. Nitrifikasi/dinitrifikasi untuk menghilangkan nitrat secara biologis.
11. Air stripping/fressure filter: untuk menhilangkan amoniak.
12. Pertukaran ion untuk menghilangkan jenis zat tertentu.
13. Saringan pasir untuk menghilangkan partikel padat/pasir
14. Osmosis / elektrodialisis untuk menghilangkan zat tertentu.
15. Desinfeksi untuk membunuh mikroorganisma.
16. Kolam ikan atau kolam indikator untuk mengetahui kualitas air limbah
     dengan cara ditanami ikan mas   sebagai indikatornya.
Kegiatan diatas dalam prateknya tidak semua dilaksanakan, khusus untuk RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dengan mempertimbangkan kebutuhan yang ada dan anggaran yang ada, pengolahan air limbah di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dilakukan dengan cara pengolahan terpusat pada Instlasi Pengolahan air Limbah (IPAL) dengan kapasitas pengolahan maksimum yaitu 335 M3 debit air limbah berdasarkan laporan tahunan Instalasi Sanitasi Lingkungan
tahun 2010 air limbah yang diolah sebanyak 45.054 M3 per tahun dan rata-rata per harinya adalah 123,5 M3.

           Prinsip-prinsip pengolahan air limbah adalah adanya pemisahan penanganan air limbah dari sumber tergantung dari karakteristiknya. Seperti misalnya air limbah dari farmasi dan laboratorium yang berpotensi toksik memerlukan penanganan pendahuluan (pre treatment) untuk mendetoksifikasi partikel-partikel toksik. Limbah radiologi memerlukan penanganan khusus tujuan agar waktu paruh zat radioaktif berakhir dan selanjutnya di kirim ke BAPETEN.
Limbah cair dari dapur yang banyak mengandung minyak dan lemak harus dipisahkan dengan alat grease trap. Demikian juga dengan air limbah dari kegiatan kamar mandi/WC yang banyak mengandung padatan yang tinggi memerlukan penanganan awal yaitu dengan tangki septiktank. 

           Kegiatan pengolahan air limbah di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dikelompokan menjadi sebagai berikut :
1.       Bak Kontrol
          Sumber air limbah dari seluruh unit kegiatan yang ada di rumah sakit digelontorkan dan ditampung kedalam bak – bak penangkap / bak kontrol, khusus air limbah dari bangunan lama dengan menggunakan  septiktank, lalu mesuk ke resapan dan seterusnya dialirkan ke bak kontrol yang tersedia, pemeliharaan bak – bak kontrol dilakukan 2 kali dalam setahun diadakan pengurasan dan pembersihan. Hasil dari pengurasan/kupasan lumpur endapan dari bak kontrol ditampung untuk dilakukan pengeringan di bak pengering selanjutnya hasilnya dipergunakan untuk pupuk tanaman.
2.     Sistem Pengaliran
         Saluran air limbah (sewer) adalah perlengkapan pengelolaan untuk membawa air buangan dari sumbernya sampai ketempat pengolahan atau tempat pembuangan akhir. Pengaliran air limbah RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dari bak - bak kontrol menuju pusat pengolahan dengan menggunakan sistem grafitasi dan Pompa dengan  menggunakan pipa paralon diameter 10 inci. Pemeliharaan perpipaan dilakukan 2 kali dalam setahun.
3 .     Bak Handget
          Bak dimana berfungsi seperti filter dengan kelengkapan penyaring untuk menahan benda benda agar tidak dapat mengalir dan tertahan, pembersihan   dan pemeliharaan saringan dilakukan 1 kali dalam sebulan.
4.      Bak Communitor
         Merupakan bak khusus untuk memecahkan benda padat yang lolos dari saringan sebelumnya, pada bak ini di lengkapi dengan alat pemecah benda berupa communitor, dan pemeliharaan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
5.       Bak Summersible
          Merupakan bak pengumpul air limbah pada pengolahan dimana dari bak summersible dibantu dengan pompa hisap dinaikan kedalam bak aerasi, karena kondisi bak aerasi lebih tinggi dibandingkan dengan bak summersible, dengan menggunakan pompa summersible, yang bekerja selama 12 jam dalam sehari, yang seharusnya 24 jam. Pemeliharaan pompa summmersible dilakukan setiap tiga bulan sekali.
6.     Bak Aerasi
         Bak ini berfungsi untuk menurunkan kandungan COD, BOD yang mana dibantu dengan dua buah alat blower yang gunanya untuk memasukan udara kedalam bak aerasi, yang bekerja selama 12 jam dalam sehari secara bergantian, yang seharusnya 24 jam. Pemeliharaan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
7.      Bak Flokulasi
         Untuk mengendapan lumpur yang masih terbawa oleh air limbah dengan melalui bak-bak berjigjag untuk pembenturan lumpur halus sehingga akan jatuh kebawah dan mengendap, pengurasan dilakukan setiap satu bulan sekali.
8.      Desinfeksi
         Desinfeksi dengan menggunakan khlor/kaporit yang diteteskan sesuai dengan dosisnya dalam keadaan kondisi air limbah mengalir untuk membunuh mikroorganisme.
9.      Kolam Ikan/Kolam Indikator
         Berupa kolam yang ditanami ikan mas sebagai indikator dalam pengolahan air limbah sistem  aerasi dan chlorinasi, apabila ikannya mati maka kemungkinan pengolahannya kurang sempurna.

           Proses yang di lakukan dalam pengolahan air limbah di RSUD Gunung Jati kota Cirebon meliputi : Pengolahan pendahuluan (pretreatment), pengolahan awal, pengolahan utama dan pengolahan akhir.
1.           Pengolahan Pendahuluan
          Pengolahan pendahuluan baru dilaksanakan pada bak fre treatment di ruang gizi yang berfungsi untuk menangkap lemak yang di hasilkan dari kegiatan ruang gizi, yang selanjutnya setiap 3 bulan sekali di angkut untuk di keringkan dan selanjutnya di bakar di incinerator, sedangkan untuk ruang laboratorium, farmasi dan laundry belum dilaksanakan pengolahan pendahuluan, air limbah yang dihasilkan langsung dialirkan ke IPAL melalui bak kontrol. Sehingga beban IPAL menjadi berat.
2.      Pengolahan Awal
a.      Bak  handget berfungsi untuk mengontrol aliran air limbah yang di mengkapi dengan saringan partikel/limbah padat dan pintu tangan sebagai pengatur aliran air limbah, sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan.
b.      Bak communitor yang berfungsi untuk memecah/menghancurkan partikel besar/limbah padat yang lolos dalam saringan, sehingga lebih mudah untuk di alirkan ke bak summersible secara maksimal.
c.       Kondisi saat ini mesin kommunitor dalam keadaan rusak sehingga mengakibatkan pompa summersible berat.
d.      Sumur summersible  yang berfungsi untuk menampung air limbah dari bak communitor, sumur summersible ini di lengkapi dengan 2 unit pompa summersible yang berguna untuk manaikan air limbah ke bak aerasi. Pompa ini dioprasikan secara manual bergantian dengan menekan tombol yang ada dalam panel control, oprasional pompa summersible 12 jam sehari yang seharusnya 24 jam sehari
3.      Pengolahan Utama.
a.      Bak aerasi sebagai bak penampung  system  aerasi  untuk  mensuplai oksigen dalam proses aerasi ini dengan bantuan blower 2 unit, yang cara kerjanya bergantian secara otomatis secara 12 jam sehari yang berfungsi intuk proses  dekomposisi zat-zat organic dan unorganik oleh mikroorganisme melalui proses aerob, hasil proses aerasi selanjutnya di alirkan ke bak outlet secara gravitasi.
b.      Pembubuhan  zat  chlor/kaporit 60%  ke dalam  bak  outlet  yang berguna untuk membunuh mikroorganisme yang ada di dalam air limbah, pemberian lor/kaporit di atur oleh alat dosingpum
4.      Pengolahan Akhir
a.      Bak  flokulasi  sebagai  bak  penggumpalan/pengendapan  lumpur terakhir sebelum di alirkan ke kolam indicator/kolam ikan. Pengendapan partikel-partikel tersebut akan membentuk  lumpur halus di dalam dasar bak flokulasi, pengurasan lumpur pada bak
flokulasi di lakukan setiap sebulan sekali, lumpur tersebut akan di tamping dalam bak pengering lumpur yang selanjutnya di gunakan untuk pupuk tanaman atau diolah dengan system landfill.
b.      Kolam  ikan  sebagai  kolam  indicator   untuk   mengatahui   mutu pengolahan air limbah sebagai parameternya ikan mas, jika ikan mas dalam kolam tersebut mati menunjukan kerja IPAL kurang sempurna.

    i.      Parameter Air Limbah.
            Sedangkan dalam rangka kegiatan pengendalian untuk mengetahui kualitas air limbah dilakukan pengukuran dan pemeriksaan terhadap parameter sebagai berikut :
1.      Suhu                                                  : Mak. 30 oC
2.      pH                                                      : 6,0 – 9,0
3.      Chemical Oxygen Demand ( COD ) ; 80 mg/L
4.      Biologycal Oxygen Demand ( BOD ): 30 mg/L
5.      Total Suspended Solid ( TSS )            : 100 mg/L
6.       NH3 Bebas                                       : 0,1  mg/L
7.      PO4                                                   : 2    mg/L
8.      MPN Coliform                                   :10.000 kuman/100ml
9.      MPN Faecal Coli                               : -

 J.  Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah.
            Pengambilan sampel air limbah di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan di Labkesda Kota Cirebon. Sampel yang diambil dari inlet, outlet, badan air, sumur pantau dan sumur penduduk dengan radius 50 meter dari rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan kualitas air limbah di RSUD Gunumg Jati Kota Cirebon, pada bulan Maret 2011 ada beberapa parameter yang tidak memenuhi syarat yang mengacu pada Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan rumah sakit yaitu BOD5, Nh3 Bebas dan PO4. 

              Tabel :  Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah Bulan Maret 2010
No
Parameter
Satuan
Kadar Mak.
Hasil Pemeriksaan
Ket
Inlet
Outlet
1
Suhu
oC
±30
27,6
27,7
MS
2
Ph
-
6,0-9,0
7,40
7,97
MS
3
BOD5
mg/L
30
100
38
TMS
4
COD
mg/L
80
132
52
MS
5
TSS
mg/L
30
148
18
MS
6
Nh3 Bebas
mg/L
0,1
0,17
0,15
TMS
7
PO4
mg/L
2
4,84
4,70
TMS
8
MPN Coliform
Kuman/100mL
10.000
≥24.000
4,600
MS
9
MPN Faical Coli
Kuman/100mL
-
≥24.000
4,600
MS
                Sumber data: RSUD Gunung Jati kota Cirebon Tahun 2010
Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat
           Dari hasil pemeriksaan kualitas air limbah dalam tabel 2.10, parameter BOD5, Nh3 Bebas dan PO4 masih tinggi. Kadar NH3 bebas yang tinggi dapat mengakibatkan iritasi dan korosi pada alat-alat pengolahan air limbah, selain itu juga dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme dan menggangu proses desinfeksi khususnya yang menggunakan khlor (Depkes 2005). Adapun sumber tingginya kadar NH3 bebas tersebut berasal dari sisah buangan air limbah, ruang laboratorium dan dari kegiatan kamar mandi/urinoir  yang langsung di alirkan ke IPAL tanpa adanya pengolahan pendahuluan.
Kadar fosfat (PO4 ) yang tinggi yaitu 4,70 mg/L yang seharusnya tidak melebihi  2 mg/L disebabkan karena air limbah dari ruang laundri, dapur, dan air limbah dari hasil pembersihan lantai yang banyak mengandung detergent tinggi, langsung dialirkan ke IPAL tanpa adanya pengolahan pendahuluan. Kadar fosfat (PO4 ) yang tinggi dapat mengakibatkan pencemaran badan air yang dapat mengganggu stabilitas ekosistem yang berpengaruh pada kehidupan hewan air, dan kadar fosfat (PO4 ) yang tinggi juga dapat merangsang pertumbuhan gulma. Adapun cara untuk menurunkan kadar fosfat (PO4 ) yang tinggi dengan cara penyaringan pendahuluan dengan mesin presure filter untuk memisahkan fosfat yang tersuspensi dalam air limbah.BOD5 yang tinggi yaitu 38 mg/L yang maksimalnya harus 30 mg/L disebabkan karena kurang maksimalnya proses aerasi dalam pengolahan air limbah, yang seharusnya 24 jam baru terlaksana 12 jam, BOD5 yang tinggi dapat mempengaruhi kehidupan mikroorganisma dalam air limbah sehingga air limbah berbau busuk. Untuk menurunkan BOD5 yang tinggi dengan memaksimalkan proses aerasi dan pengurasan lumpur aktif secara rutin.

K.  Biaya Operasional
Biaya operasional IPAL dalam satu tahun sebagai berikut :
1.      Pengadaan Kaporit/khlor 1.080 kg                 : Rp  27.000.000,-
2.       Pengadaan Oli 20 L                                        : Rp.       500.000,-
3.       Pemakaian listrik                                                       : Rp.     3.600.000,-
4.       Pengurasan Bak IPAL & bak kontrol               : Rp.  14.000.000,-
5.       Biaya pemeliharaan mesin                             : Rp.  10.500.000,-
6.       APD 2 orang (2 paket)                                    : Rp.   1.050.000,-
7.      Pemeriksaan sampel air limbah ( 20 sampel ) : Rp.   6.000.000,-
                                           J u m l a h    : Rp.  62.650.000,-

L.   Pemeliharaan
            Dalam sistem pengolahan air limbah banyak menggunakan peralatan, terutama peralatan mekanik . Penggunaan peralatan tersebut perlu diperhatikan pemeliharaan yang baik agar dapat memperpanjang usia peralatan dan mesin pengolahan air limbah sehingga kegunaan peralatan air limbah dapat bertahan lama, dapat bekerja secara efektif dan efesien dan menjamin kesehatan dan keselamatan petugas operator IPAL. Adapun jadual pemeliharaan fasilitas pengolahan air limbah dalam tabel sebagai berikut :

 Tabel :  Kegiatan Pemeliharaan Fasilitas Pengolahan Air Limbah
No.
Kegiatan
H
M
B
TW
S
T

1
2
3
4
5
6
7
8
9


10
11


Kebersihan IPAL
Pengukuran debit
Pemeriksaan pH dan suhu
Pengawasan saluran air limbah
Pengurasan bak kontrol
Pembersihan bak penyaring/handget
Pengurasan bak penangkap lemak
Pengurasan bak penyaring kasar & halus
Pengurasan bak pengendap awal, bak pompa sumersible, bak pengendap akhir, bak khlorinasi dan bak indikator
Pengurasan bak aerasi
Pemeliharaan pompa sumersible, blower, dosing pump, mixer, disel & panel kontrol

X
X
X








X

X









X







X

X





X









X














X
             
                Sumber data: Instalasi Sanitasi Lingkungan kota Cirebon Tahun 2010
Keterangan :
H       : Harian 
 M      : Mingguan
 B       : Bulanan
 TW    : Triwulan
 S        : Semester
 T       : Tahunan

M.  Perlindungan Petugas Air Limbah
           Perlindungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja sangat penting untuk petugas air limbah yang beresiko.
Resiko / bahaya di pengelolaan air limbah sebagai berikut :
1.       Terpeleset/terjatuh kedalam bak/kolam
2.       Tersengat listrik karena kontak dengan peralatan listrik/ kabel yang   cacat.
3.       Kerusakan mata karena terpecik debu zat kimia ( Khlorin, kaporit,  PAC ).
4.      Kerusakan alat pernapasan akibat tertiup debu zat kimia ( Khlorin,  kaporit, PAC ).
5.      Kerusakan pendengaran karena berada diarea tingkat kebisingan  tinggi.
6.      Infeksi kulit/gatalgatal akibat terkena air limbah dan zat kimia       
( Khlorin, kaporit, PAC ).
7.      Terkena penyakit akibat infeksi bakteri, virus, protozoa dan sebagainya yang terdapat dalam air limbah.
8.      Rasa tidak nyaman dan beban psikologis karena berhubungan  dengan
air limbah dan ketakutan akan bahaya kecelakaan akibat kerja.
          Upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas lapangan air limbah, beberapa aspek yang perlu dilaksanakan dalam upaya-upaya yang meliputi :
1.      Pelatihan yang tepat untuk petugas air limbah ( K3, Nosokomial, hygiene perseorangan dan prosedur pengolahan air limbah )
2.      Memakai alat pelindung diri(wearpack, helm, masker, sarung tangan, dan sepatu boot)
3.      Pemeriksaan kesehatan petugas lapangan air limbah minimal sekali dalam setahun.
4.      Pemberian imunisasi hepatitis B
5.      Pemberian makanan tambahan (ekstra fooding ).







1 komentar:

  1. SPESIFIKASI KATFLOC® RAW & WASTE WATER TREATMENT PRODUCT
    Katfloc® merupakan seri produk koagulan (organic dan anorganik) dan flokulan (anionic, nonionic dan kationik) yang efektif untuk menjernihkan air sungai, danau , sumur maupun air limbah.
    Dengan dukungan tenaga ahli yang kompeten serta fasilitas laboratorium kimia yang lengkap, kami menawarkan system pengolahan air yang efisien.
    Isi 30 liter
    Untuk informasi lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di
    Mobile:081310849918(Tommy,)
    Email : Tommy.transcal@gmail.com

    BalasHapus