Translate
Selasa, 22 April 2014
Minggu, 20 April 2014
SAMPLING DAN ANALISA LIMBAH CAIR, UDARA DAN GAS
HASIL PELATIHAN
SAMPLING DAN ANALISA
LIMBAH CAIR,
UDARA DAN GAS
Oleh:
MOH ARIFIN, SKM
Dengan meningkatnya pembangunan di
berbagai sector terutama di sector industry dan perdagangan di Indonesia, maka
cenderung penggunaan air di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam proses mengolah
produknya industry menggunakan bahan kimia yang dibutuhkannya, semakin
meningkat pemakaian bahan kimia, maka semakin banyak limbah cair dan emisi yang
dihasilkan juga akan meningkat. Konsekuensi dari penggunaan air dan bahan kimia
tersebut yang sangat besar, maka limbah yang dihasilkan akan menimbulkan
pencemaran ke lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Pencemaran
lingkungan ini tentunya akan memiliki dampak yang negative terhadap kesehatan
masyarakat.
Dewasa ini limbah cair, udara dan gas di
berbagai kota besar di Indonesia sudah memerlukan perhatian yang serius,
pengambilan sampel limbah cair, udara dan gas merupakan kegiatan
pengawasan/pemantauan kualitas kesehatan lingkungan.
Sampling
adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu material. Ketelitian
analisis dan ketepatan sistem pengambilan sampel akan mempengaruhi data hasil
analisis. Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel, maka sampel yang
diambil tidak representatif sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang
baik akan terbuang percuma. Selain dari pada itu dikhawatirkan kesimpulan yang
diambil juga akan salah.juga dipandang perlu adanya suatu pelatihan tehnis
sampling limbah cair, udara dan gas untuk petugas lapangan di dalam melakukan
pemantauan/pengawasan kualitas lingkungan.
A.
TUJUAN PELATIHAN
Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat mengetahui
dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan sampling dan analisis limbah cair,
udara dan gas di lapangan seperti :
1.
Membuat perencanaan
pengambilan sample limbah cair, udara dan gas
2.
Menentukan lokasi dan
titik pengambilan sample limbah cair, udara dan gas
3.
Penaganan sample di
lapangan, sehingga dapat menjamin ketepatan dan keutuhan sample uji yang akan
dikirim ke laboratorium
B.
LOKASI
Lokasi
Pelatihan Sampling dan Analisa Limbah Cair, Udara dan Gas yaitu di Pusat
Pendidikan dan Latihan Minyak dan Gas Bumi Cepu kabupaten Blora Jln. Sorogo no.
1 Blora Jawa Tengah dan BTKL SURABAYA.
C.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan
Pelatihan Sampling dan Analisa Limbah Cair, Udara dan Gas yaitu dari tanggal 03
– 07 Maret 2014
D.
PESERTA
Peserta
pelatihan Sampling dan Analisa Limbah Cair, Udara dan Gas dari mulai pembukaan
sampai dengan penutupan tetap sebanyak 19 orang, yang berasal dari berbagai
kota di Indonesia.
E.
MATERI PELATIHAN
1.
Sampling dan Analisa Limbah Cair
Limbah cair/Air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau
kegiatan yang berwujud cair.
Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari
suatu material. Maksud pengambilan sample air limbah adalah mengumpulkan volume
air limbah dari suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah yang sesedikit
mungkin tapi masih mewakili, yaitu sesuai
dengan tujuan pengambilan sampel kualitas limbah cair tersebut.
Persyaratan alat pengambil sampel :
a.
Terbuat
dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel.
b.
Mudah
di cuci
c.
Mudah
dipindahkan ke dalam botol penampung
d.
Mudah
dan aman dibawa
e.
Kapasitas
alat tergantung dari tujuan pengujian.
Jenis alat pengambil sampel :
a.
Alat pengambil sampel sederhana
Dapat berupa ember plastik yang
dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang.
b.
Botol biasa yang diberi pemberat
yang digunakan pada kedalaman tertentu.
Alat pengukur parameter lapangan
a.
DO meter atau peralatan untuk metode
Winkler.
b.
pH Meter
c.
Turbidimeter
d.
Konduktimeter
e.
Termometer, dan
f.
Alat pengukur debit
g.
Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat yang akan
diuji.
h.
Pendingin
Alat ini dapat menyimpan sampel pada 4oC ±2oC, digunakan
untuk menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
Pemilihan lokasi pengambilan sampel :
a.
Lokasi pengambilan sampel air limbah
industri harus mempertimbangkan ada arau tidak adanya IPAL.
b.
Sampel harus diambil pada lokasi
yang telah mengalami pencampuran secara sempurna
Penentuan lokasi pengambilan sampel :
1). Untuk keperluan evaluasi
efisiensi IPAL :
Sampel diambil pada lokasi sebelum dan setelah
IPAL dengan
memperhatikan
waktu tinggal.
Pengambilan sampel
pada inlet :
-Pada aliran
bertubulensi tinggi agar terjadi pencampuran dengan baik.
- Bila tidak
memungkinkan ditentukan lokasi lain yang dapat mewakili
karateristik air
limbah
2). Untuk keperluan pengendalian pencemaran air :
- Pada penerima
sebelum tercampur limbah
- Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan
penerima.
- Pada perairan penerima setelah tercampur dengan air
limbah, namun
belum tercampur
limbah lainnya.
Penganbilan sampel air limbah
secara kimia
a.
Gunakan sarung tangan dan masker untuk
mengambil sample limbah cair.
b.
Buka saluran air limbah dengan hati-hati.
c.
Bilas jerigen yang akan dipakai dengan air limbah yang
akan diperiksa.
d.
Masukkan air limbah kedalam jerigen sebanyak 2 liter dan
tutup kembali.
e.
Jerigen dilap dan diberi label dengan tulisan
:
1)
Tanggal pengambilan sample
2)
Nama pengambil sample
3)
Waktu pengambilan sample
4)
Lokasi pengambilan sample.
f.
Segera bawa sample air ke laboratorium kesehatan.
Pengambilan sampel air limbah
secara mikrobiologi
a.
Siapkan botol steril untuk pemeriksaan air
limbah.
b.
Siapkan lampu spirtus dan nyalakan lampu
spirtus.
c.
Mulut botol dilidah apikan.
d.
Masukkan mulut botol kedalam badan air dan
diisi sampai ¾ bagian.
e.
Mulut botol dilidah apikan dan ditutup.
f.
Botol dilap dan diberi label dengan tulisan :
1)
Tanggal pengambilan sample
2)
Nama pengambil sample
3)
Waktu pengambilan sample
4)
Lokasi pengambilan sample.
g.
Sample air segera dibawa ke Laboratorium
Kesehatan.
2.
Sampling dan Analisa Air Tanah
Ruang
Lingkup :
Metode ini digunakan untuk
pengambilan sampel air guna pengujian sifat fisika dan kimia air tanah.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah, antara lain sumur bor, sumur gali dan sumur pantek.
Jenis alat pengambil contoh air sumur gali :
Salah satu
contoh alat pengambil sampel air sumur gali adalah botol gelas dan stainless
steel yang ujung atasnya dapat dibuka tutup dan terikat tali keatas. Sedangkan
ujung bawah tertutup dan dilengkapi pemberat di bawah
Alat pengukur parameter lapangan
a.
pH Meter
b.
Turbidimeter
c.
Konduktimeter
d.
Termometer,
e.
Meteran
f.
Water level meter atau tali yang
telah dilengkapi pemberat dan terukur panjangnya.
g.
Global
Positioning System (GPS)
Pengawet dan pendingin sampel
a.
Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat yang akan
diuji.
b.
Pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4oC ±2oC, digunakan
untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
Persyaratan wadah sampel
a.
Terbuat dari bahan gelas atau
plastik
b.
Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
c.
Bersih dan bebas kontaminan
d.
Tidak mudah pecah
e.
Tidak berinteraksi dengan sampel
Titik pengambilan sampel
Titik pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan
pemeriksaan.
Titik pengambilan sampel air tanah harus memperhatikan pola
arah aliran air tanah, dapat berasal dari air tanah bebas (tak tertekan) dan
air tanah tertekan
Ketentuan titik pengambilan sampel
a.
Untuk air tanah bebas (akuifer tak
tertekan)
Titik pengambilan sampel air tanah bebas dapat berasal dari
sumur gali dan sumur pantek atau sumur bor.
1)
Di sebelah hulu dan hilir sesuai
dengan arah aliran air tanah dari lokasi yang akan di patau.
2)
Di daerah pantai dimana terjadi
penyusupan air asin dan beberapa titik ke arah daratan.
3)
Tempat lain yang dianggap perlu
tergantung pada tujuan pemeriksaan.
b.
Untuk air tanah tertekan (akuifer
tertekan)
Titik pengambilan sampel air tanah tertekan dapat berasal
dari sumur bor yang berfungsi sebagai :
1)
Sumur produksi untuk pemenuhan
kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian, industri dan sarana umum.
2)
Sumur pemantauan kualitas air tanah
3)
Sumur observasi untuk pengawasan
4)
Sumur observasi di suatu cekungan
air tanah
5)
Sumur observasi wilayah pesisir
dimana terjadi penyusupan air asin.
6)
Sumur observasi
penimbunan/pengolahan limbah domestik atau limbah industri.
Cara pengukuran di lapangan
a.
Penentuan koordinat dan diameter
titik lokasi
b.
Pengukuran tinggi dan diameter sumur
c.
Pengukuran muka air tanah dan
kedalaman sumur
d.
Pencatatan lingkungan sumur
Lakukan pencatatan jenis sumur,
konstrusi sumur, tahun pembuatan, pemilik sumur, lokasi atau denah sumur dan
lainnya.
Cara pengambilan sampel pada sumur bor :
a.
Pengambilan sampel pada sumur
produksi.
Lakukan pengambilan sampel pada
sumur produksi dengan cara membuka kran air sumur produksi dan biarkan air
mengalir selama 1 – 2 menit, kemudian sampel masukkan ke dalam wadah sampel.
b.
Pengambilan sampel pada sumur pantau
Kuras dahulu sumur pantau hingga air
pada pipa sumur pantau habis, tunggu sampai air terkumpul, lalu ambil sampel
ujinya.
Cara pengambilan contoh pada sumur gali:
a.
Baca petunjuk penggunaan alat
pengambil sampel
b.
Turunkan alat pengambil sampel ke
dalam sumur sampai kedalaman tertentu.
c.
Alat pengambil sampel setelah terisi
penuh.
d.
Buka kran dan masukkan sampel air ke
dalam wadah /botol
e.
Botol dilap dan diberi label dengan tulisan :
1)
Tanggal pengambilan sample
2)
Nama pengambil sample
3)
Waktu pengambilan sample
4)
Lokasi pengambilan sample.
f.
Sample air segera dibawa ke Laboratorium
Kesehatan.
3.
Sampling dan Analisa Air Permukaan
Ruang Lingkup :
Metode ini digunakan untuk
pengambilan sampel air guna pengujian sifat fisika dan kimia air permukaan.
Air permukaan adalah air yang
terdiri atas air sungai, danau, waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air
gua.
Persyaratan alat pengambil sampel :
a.
Alat pengambil sampel
b.
Alat ukur parameter lapangan
c.
Alat penyaring, dan
d.
Alat penyimpan sampel.
Persyaratan alat pemgambil sampel :
a.
Terbuat dari bahan yang tidak
mempengaruhi sifat sampel
b.
Mudah dicuci dar bekas sampel
sebelumnya.
c.
Mudah dipindahkan ke dalam wadah
penampung.
d.
Mudah dan aman dibawa.
e.
Kapasitas tergantung dari tujuan
pengujian.
Jenis alat pengambil sampel :
a.
Alat pengambil sampel sederhana
Dapat berupa ember plastik yang
dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang.
b.
Alat pengambil sampel pada kedalam
tertentu
Digunakan untuk mengambil sampel air
pada kedalaman yang telah ditentukan.
c.
Alat pengambil sampel gabungan
kedalaman
Digunakan untuk mengambil sampel air
pada sungai yang dalam, dimana contoh yang diperoleh merupakan gabungan sampel.
d.
Alat pengambil sampel otomatis
Alat pengambil sampel otomatis yang dilengkapi alat pengatus
waktu dan volume yang diambil, digunakan untuk sampel gabungan waktu dari air
limbah, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu
Alat pengukur parameter lapangan :
a.
DO meter atau peralatan untuk metode
Winkler.
b.
pH Meter
c.
Turbidimeter
d.
Konduktimeter
e.
Termometer, dan
f.
Alat pengukur debit
Pengawet dan pendingin sampel
a.
Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat yang akan
diuji.
b.
Pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4oC ±2oC, digunakan
untuk menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
Persyaratan wadah sampel
a.
Terbuat dari bahan gelas atau
plastik
b.
Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
c.
Bersih dan bebas kontaminan
d.
Tidak mudah pecah
e.
Tidak berinteraksi dengan sampel
Lokasi pengambilan sampel di sungai
a.
Lokasi pemantauan kualitas air
1)
Sumber air alamiah, lokasi yang
belum atau sedikit terjadi pencemaran.
2)
Sumber air tercemar, lokasi yang
telah menerima limbah
3)
Sumber air yang dimanfaatkan, lokasi
tempat penyadapan sumber air tersebut.
4)
Lokasi masuknya air ke waduk atau
danau.
b.
Titik pengambilan sampel air sungai,
berdasarkan debit :
1)
Kurang dari 5 m3/detik, satu titik ditengah, kedalaman 0,5 dari
permukaan.
2)
Debit 5 s/d 150 m3/detik, dua titik
pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai, kedalaman 0,5 dari permukaan.
3)
Lebih dari 150 m3/detik, enam titik
pada ¼, ½ dan ¾ lebar sungai, kedalaman 0,2 dan 0,8 dari permukaan.
c.
Titik pengambilan contoh disesuaikan
dengan kedalaman danau/waduk :
1)
Kurang dari 10 m, dua titik permukaan dan bagian dasar,
kemudian dikomposit.
2)
10 – 30 m, tiga titik yaitu
permukaan, lapisan termoklin dan bagian dasar, kemudian dikomposit.
3)
31 – 100 m, empat titik, yaitu
permukaan, lapisan termoklin, dia atas bagian hipolimnion dan bagian dan bagian
dasar, kemudian dikomposit.
4)
Lebih dari 100 m, ditambah sesuai
keperluan kemudian dikomposit.
4.
Sampling dan Analisa Limbah Udara dan Gas
Udara ambient adarah udara yang ada dipermukaan bumi yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup dan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Pengambilan udara merupakan rangkaian kegiatan
pengawasan/pemantauan kualitas udara yang dilakukan untuk mengetahui dan
mengontrol polusi udara yang terjadi.
Hasil analisa yang diperoleh hendaknya menggambarkan kondisi
kualitas udara pada lokasi/lingkungan yang diperiksa, kebenaran dan ketepatan
hasil analisa sangat tergantung pada contoh yang representative dan ketelitian
analisa, dalam pengambilan sampel udara dibedakan lokasi yang akan diambil
yaitu pengambilan sampel udara untuk udara ambient termasuk udara ruangan dan
pengambilan sampel udara utuk emisi/gas buangan.
Titik pemantauan ditetapkan dengan mempertimbangkan :
a.
Faktor meteorologi (arah dan
kecepatan angin)
b.
Faktor geografi
c.
Tata guna lahan
Persyaratan penempatan alat :
a.
Letakkan peralatan pengambil contoh
uji pada daerah yang aman.
b.
Penempatan di atap bangunan dapat
lebih baik untuk daerah dengan kepadatan penduduk/bangunan menengah sampai
tinggi.
c.
Bila diletakkan diatap rumah
pastikan tidak terpengaruh oleh gas buang dari dapur, incenerator atau sumber
lainnya.
Posisi tempat pengambil sampel
a.
Ditempatkan pada jarak
sekurang-kurangnya 15 m dari jalan raya.
b.
Ketinggian pengambilan secara
kontinyu 3 – 6 m sedang secara manual minimal 1,5 m dari permukaan tanah.
c.
Jarak sekurang-kurangnya 15 m dari
titik sumber.
Pemantauan tetap
Untuk mendukung pemantauan kualitas udara ambien, perlu
dilakukan pemantauan kondisi meteorologis yang meliputi arah angin, kecepatan
angin, kelembaban dan temperatur.
Penetapan
lokasi pemantauan meteorologis sebagai berikut :
a.
Ketentuan lokasi stasiun pemantau
yang relatif dekat dengan bangunan atau pohon tertinggi.
1)
Tinggi alat pemantauan minimal 2,5
kali dari tinggi bangunan atau pohon
tertinggi.
2)
Minimal 2 meter lebih tinggi dari
bangunan atau pohon tertinggi disekitarnya.
3)
Tinggi lokasi stasiun pemantau
kondisi meteorologis minimal 10 m dari permukaan tanah.
b. Ketentuan pemantauan yang relatif
jauh dari bangunan atau pohon tertinggi.
1)
Tinggi alat pemantau minimal 2,5 kali dari tinggi
bangunan atau pohon tertinggi.
2)
Tinggi
lokasi stasiun pemantau kondisi meteorologis minimal 10 m dari permukaan tanah.
Persiapan pengambilan sampel
a.
Peralatan sampling emisi
b.
Peralatan sampling udara ambien
c.
Peralatan sampling udara dalam ruang
(indoor)
d.
Pengecekan kondisi peralatan dan
masa kalibrasi alat
e.
Peralatan penyimpanan dan pengawetan
sampel
f.
Peralatan K3 (safety)
g.
Form sampling (sesuai dengan
parameter)
h.
Form bukti pengambilan sampel (Chain
of Custody)
5.
Sampling gas emisi/buangan sumber
tidak bergerak
Prinsip
:
a.
Pemilihan
lokasi dilaksanakan paling sedikit 8 kali diameter cerobong dari aliran bawah
(hulu) dan 2 kali aliran atas (hilir) dan bebas dari aliran seperti belokan,
pelebaran atau penyempitan.
b.
Lokasi
alternatif dapat dipilih 2 kali diameter cerobong dari aliran bawah atau 0,5
kali diameter cerobong dari aliran atas.
c.
Cerobong
berpenampang empat persegi panjang dengan penyempitan atau pelebaran luas penampang.
De
: 2LW / (L W)
De : diameter ekuivalen (m)
2 : tetapan matematis
L : panjang penampang cerobong
(m)
W : lebar penampang cerobong (m)
d.
Cerobong
berpenampang lingkaran dengan adanya penyempitan atau pelebaran diameter
De
: 2dD / (L W)
De : diameter ekuivalen (m)
2 : tetapan matematis
D : diameter dalam dari cerobong
bawah (m)
d : diameter dalam dari cerobong atas (m)
Syarat
lobang pengambil sampel
a. Mampu mendapatkan data yang akurat
dan mewakili dengan persyaratan diameter lubang pengambilan sampel uji minimal
10 cm.
b. Lubang pengambilan sampel uji harus
memakai tutup dengan sistem plat flange yang dilengkapi dengan baut.
c. Arah lubang pengambilan sampel uji
tegak lurus dengan dinding cerobong.
Persyaratan
sarana pendukung
a.
Tangga
besi dan selubung pengaman pelat besi
b.
Lantai
kerja atau landasan dengan ketentuan :
-
dapat mendukung beban minimal 500 Kg
-
keleluasaan kerja untuk minimal 3 orang
-
Lebar lantai kerja 1 – 2 m dan melingkar cerobong
-
Pagar pengaman setinggi 1 meter
-
Katrol pengangkat alat pengambil sampel uji
-
Stop kontak aliran listrik sesuai dengan peralatan yang digunakan.
c. Penempatan sumber aliran listrik
dekat dengan lubang pengambilan sampel uji.
d.
Sarana
pengangkutan, perlengkapan keamanan dan keselamatan pengamblan
sampel uji harus tersedia
Catatan minimal hal-hal sebagai
berikut pada lembar kerja ;
a.
Nama
lokasi
b.
Jenis
fasilitas
c.
Tanggal
pengukuran
d.
Nama
petugas
e.
Denah
lokasi
f.
Catatan
fasilitas cerobong
g.
Data
kondisi proses atau kegiatan industri
h.
Perhitungan
dan hasil pengukuran titik lintas.
Langganan:
Postingan (Atom)