Translate

Minggu, 20 April 2014

SAMPLING DAN ANALISA LIMBAH CAIR, UDARA DAN GAS


HASIL PELATIHAN SAMPLING DAN ANALISA
LIMBAH CAIR, UDARA DAN GAS
 Oleh: MOH ARIFIN, SKM

            Dengan meningkatnya pembangunan di berbagai sector terutama di sector industry dan perdagangan di Indonesia, maka cenderung penggunaan air di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam proses mengolah produknya industry menggunakan bahan kimia yang dibutuhkannya, semakin meningkat pemakaian bahan kimia, maka semakin banyak limbah cair dan emisi yang dihasilkan juga akan meningkat. Konsekuensi dari penggunaan air dan bahan kimia tersebut yang sangat besar, maka limbah yang dihasilkan akan menimbulkan pencemaran ke lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Pencemaran lingkungan ini tentunya akan memiliki dampak yang negative terhadap kesehatan masyarakat.

Dewasa ini limbah cair, udara dan gas di berbagai kota besar di Indonesia sudah memerlukan perhatian yang serius, pengambilan sampel limbah cair, udara dan gas merupakan kegiatan pengawasan/pemantauan kualitas kesehatan lingkungan.

Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu material. Ketelitian analisis dan ketepatan sistem pengambilan sampel akan mempengaruhi data hasil analisis. Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel, maka sampel yang diambil tidak representatif sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang baik akan terbuang percuma. Selain dari pada itu dikhawatirkan kesimpulan yang diambil juga akan salah.juga dipandang perlu adanya suatu pelatihan tehnis sampling limbah cair, udara dan gas untuk petugas lapangan di dalam melakukan pemantauan/pengawasan kualitas lingkungan.

A.    TUJUAN PELATIHAN
Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan sampling dan analisis limbah cair, udara dan gas di lapangan seperti :
1.      Membuat perencanaan pengambilan sample limbah cair, udara dan gas
2.      Menentukan lokasi dan titik pengambilan sample limbah cair, udara dan gas
3.      Penaganan sample di lapangan, sehingga dapat menjamin ketepatan dan keutuhan sample uji yang akan dikirim ke laboratorium

B.     LOKASI
            Lokasi Pelatihan Sampling dan Analisa Limbah Cair, Udara dan Gas yaitu di Pusat Pendidikan dan Latihan Minyak dan Gas Bumi Cepu kabupaten Blora Jln. Sorogo no. 1 Blora Jawa Tengah dan BTKL SURABAYA.

C.    PELAKSANAAN
            Pelaksanaan Pelatihan Sampling dan Analisa Limbah Cair, Udara dan Gas yaitu dari tanggal 03 – 07 Maret 2014

D.    PESERTA
            Peserta pelatihan Sampling dan Analisa Limbah Cair, Udara dan Gas dari mulai pembukaan sampai dengan penutupan tetap sebanyak 19 orang, yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.

E.     MATERI PELATIHAN

1.      Sampling dan Analisa Limbah Cair

Limbah cair/Air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair.

Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu material. Maksud pengambilan sample air limbah adalah mengumpulkan volume air limbah dari suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah yang sesedikit mungkin tapi masih mewakili, yaitu sesuai dengan tujuan pengambilan sampel kualitas limbah cair tersebut.

Persyaratan alat pengambil sampel :
a.       Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel.
b.      Mudah di cuci
c.       Mudah dipindahkan ke dalam botol penampung
d.      Mudah dan aman dibawa
e.       Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
         Jenis alat pengambil sampel :
a.       Alat pengambil sampel sederhana
Dapat berupa ember plastik yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang.
b.      Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu.

Alat pengukur parameter lapangan
a.       DO meter atau peralatan untuk metode Winkler.
b.      pH Meter
c.       Turbidimeter
d.      Konduktimeter
e.       Termometer, dan
f.       Alat pengukur debit
g.      Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat yang akan diuji.
h.      Pendingin
Alat ini dapat menyimpan sampel pada 4oC ±2oC, digunakan untuk menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika dan kimia.

Pemilihan lokasi pengambilan sampel :
a.       Lokasi pengambilan sampel air limbah industri harus mempertimbangkan ada arau tidak adanya IPAL.
b.      Sampel harus diambil pada lokasi yang telah mengalami pencampuran secara sempurna

Penentuan lokasi pengambilan sampel :
               1). Untuk keperluan evaluasi efisiensi IPAL :
      Sampel diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL dengan   
     memperhatikan waktu tinggal.
     Pengambilan sampel pada inlet :
     -Pada aliran bertubulensi tinggi agar terjadi pencampuran dengan baik.
     - Bila tidak memungkinkan ditentukan lokasi lain yang dapat mewakili
      karateristik air limbah
2). Untuk keperluan pengendalian pencemaran air :
- Pada penerima  sebelum tercampur limbah
- Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima.
- Pada perairan penerima setelah tercampur dengan air limbah, namun  
   belum tercampur limbah lainnya.

             Penganbilan sampel air limbah secara kimia
a.       Gunakan sarung tangan dan masker untuk mengambil sample limbah cair.
b.      Buka saluran air limbah dengan hati-hati.
c.       Bilas jerigen yang akan dipakai dengan air limbah yang akan diperiksa.
d.      Masukkan air limbah kedalam jerigen sebanyak 2 liter dan tutup kembali.
e.       Jerigen dilap dan diberi label dengan tulisan :
1)   Tanggal pengambilan sample
2)   Nama pengambil sample
3)   Waktu pengambilan sample
4)   Lokasi pengambilan sample.
f.       Segera bawa sample air ke laboratorium kesehatan.

             Pengambilan sampel air limbah secara mikrobiologi
a.       Siapkan botol steril untuk pemeriksaan air limbah.
b.      Siapkan lampu spirtus dan nyalakan lampu spirtus.
c.       Mulut botol dilidah apikan.
d.      Masukkan mulut botol kedalam badan air dan diisi sampai ¾ bagian.
e.       Mulut botol dilidah apikan dan ditutup. 
f.       Botol dilap dan diberi label dengan tulisan :
1)      Tanggal pengambilan sample
2)      Nama pengambil sample
3)      Waktu pengambilan sample
4)      Lokasi pengambilan sample.
g.      Sample air segera dibawa ke Laboratorium Kesehatan.


2.      Sampling dan Analisa Air Tanah

            Ruang Lingkup :
Metode ini digunakan untuk pengambilan sampel air guna pengujian sifat fisika dan kimia air tanah.

Air tanah adalah air yang  terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, antara lain sumur bor, sumur gali dan sumur pantek.
Jenis alat pengambil contoh air sumur gali :
            Salah satu contoh alat pengambil sampel air sumur gali adalah botol gelas dan stainless steel yang ujung atasnya dapat dibuka tutup dan terikat tali keatas. Sedangkan ujung bawah tertutup dan dilengkapi pemberat di bawah
Alat pengukur parameter lapangan
a.       pH Meter
b.      Turbidimeter
c.       Konduktimeter
d.      Termometer,
e.       Meteran
f.       Water level meter atau tali yang telah dilengkapi pemberat dan terukur panjangnya.
g.      Global Positioning System (GPS)

             Pengawet dan pendingin sampel
a.       Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat yang akan diuji.
b.      Pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4oC ±2oC, digunakan untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.

Persyaratan wadah sampel
a.       Terbuat dari bahan gelas atau plastik
b.      Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
c.       Bersih dan bebas kontaminan
d.      Tidak mudah pecah
e.       Tidak berinteraksi dengan sampel

Titik pengambilan sampel
Titik pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan pemeriksaan.
Titik pengambilan sampel air tanah harus memperhatikan pola arah aliran air tanah, dapat berasal dari air tanah bebas (tak tertekan) dan air tanah tertekan

Ketentuan titik pengambilan sampel
a.       Untuk air tanah bebas (akuifer tak tertekan)
Titik pengambilan sampel air tanah bebas dapat berasal dari sumur gali dan sumur pantek atau sumur bor.
1)      Di sebelah hulu dan hilir sesuai dengan arah aliran air tanah dari lokasi yang akan di patau.
2)      Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin dan beberapa titik ke arah daratan.
3)      Tempat lain yang dianggap perlu tergantung pada tujuan pemeriksaan.
b.      Untuk air tanah tertekan (akuifer tertekan)
Titik pengambilan sampel air tanah tertekan dapat berasal dari sumur bor yang berfungsi sebagai :
1)      Sumur produksi untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian, industri dan sarana umum.
2)      Sumur pemantauan kualitas air tanah
3)      Sumur observasi untuk pengawasan
4)      Sumur observasi di suatu cekungan air tanah
5)      Sumur observasi wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air asin.
6)      Sumur observasi penimbunan/pengolahan limbah domestik atau limbah industri.

Cara pengukuran di lapangan
a.       Penentuan koordinat dan diameter titik lokasi
b.      Pengukuran tinggi dan diameter sumur
c.       Pengukuran muka air tanah dan kedalaman sumur
d.      Pencatatan lingkungan sumur
Lakukan pencatatan jenis sumur, konstrusi sumur, tahun pembuatan, pemilik sumur, lokasi atau denah sumur dan lainnya.

Cara pengambilan sampel pada sumur bor :
a.       Pengambilan sampel pada sumur produksi.
Lakukan pengambilan sampel pada sumur produksi dengan cara membuka kran air sumur produksi dan biarkan air mengalir selama 1 – 2 menit, kemudian sampel masukkan ke dalam wadah sampel.
b.      Pengambilan sampel pada sumur pantau
Kuras dahulu sumur pantau hingga air pada pipa sumur pantau habis, tunggu sampai air terkumpul, lalu ambil sampel ujinya.

Cara pengambilan contoh pada sumur gali:
a.       Baca petunjuk penggunaan alat pengambil sampel
b.      Turunkan alat pengambil sampel ke dalam sumur sampai kedalaman tertentu.
c.       Alat pengambil sampel setelah terisi penuh.
d.      Buka kran dan masukkan sampel air ke dalam wadah /botol
e.       Botol dilap dan diberi label dengan tulisan :
1)      Tanggal pengambilan sample
2)      Nama pengambil sample
3)      Waktu pengambilan sample
4)      Lokasi pengambilan sample.
f.       Sample air segera dibawa ke Laboratorium Kesehatan.


3.      Sampling dan Analisa Air Permukaan

            Ruang Lingkup :
Metode ini digunakan untuk pengambilan sampel air guna pengujian sifat fisika dan kimia air permukaan.
Air permukaan adalah air yang terdiri atas air sungai, danau, waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua.

Persyaratan alat pengambil sampel :
a.       Alat pengambil sampel
b.      Alat ukur parameter lapangan
c.       Alat penyaring, dan
d.      Alat penyimpan sampel.

Persyaratan alat pemgambil sampel :
a.       Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel
b.      Mudah dicuci dar bekas sampel sebelumnya.
c.       Mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung.
d.      Mudah dan aman dibawa.
e.       Kapasitas tergantung dari tujuan pengujian.

Jenis alat pengambil sampel :
a.       Alat pengambil sampel sederhana
Dapat berupa ember plastik yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang.
b.      Alat pengambil sampel pada kedalam tertentu
Digunakan untuk mengambil sampel air pada kedalaman yang telah ditentukan.
c.       Alat pengambil sampel gabungan kedalaman
Digunakan untuk mengambil sampel air pada sungai yang dalam, dimana contoh yang diperoleh merupakan gabungan sampel.
d.      Alat pengambil sampel otomatis
Alat pengambil sampel otomatis yang dilengkapi alat pengatus waktu dan volume yang diambil, digunakan untuk sampel gabungan waktu dari air limbah, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu

             Alat pengukur parameter lapangan :
a.       DO meter atau peralatan untuk metode Winkler.
b.      pH Meter
c.       Turbidimeter
d.      Konduktimeter
e.       Termometer, dan
f.       Alat pengukur debit

             Pengawet dan pendingin sampel
a.       Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat yang akan diuji.
b.      Pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4oC ±2oC, digunakan untuk menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika dan kimia.

Persyaratan wadah sampel
a.       Terbuat dari bahan gelas atau plastik
b.      Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
c.       Bersih dan bebas kontaminan
d.      Tidak mudah pecah
e.       Tidak berinteraksi dengan sampel

Lokasi pengambilan sampel di sungai
a.       Lokasi pemantauan kualitas air
1)      Sumber air alamiah, lokasi yang belum atau sedikit terjadi pencemaran.
2)      Sumber air tercemar, lokasi yang telah menerima limbah
3)      Sumber air yang dimanfaatkan, lokasi tempat penyadapan sumber air tersebut.
4)      Lokasi masuknya air ke waduk atau danau.
b.      Titik pengambilan sampel air sungai, berdasarkan debit :
1)      Kurang dari 5 m3/detik,  satu titik ditengah, kedalaman 0,5 dari permukaan.
2)      Debit 5 s/d 150 m3/detik, dua titik pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai, kedalaman 0,5 dari permukaan.
3)      Lebih dari 150 m3/detik, enam titik pada ¼, ½ dan ¾ lebar sungai, kedalaman 0,2 dan 0,8 dari permukaan.
c.       Titik pengambilan contoh disesuaikan dengan kedalaman danau/waduk :
1)      Kurang dari 10 m,  dua titik permukaan dan bagian dasar, kemudian dikomposit.
2)      10 – 30 m, tiga titik yaitu permukaan, lapisan termoklin dan bagian dasar, kemudian dikomposit.
3)      31 – 100 m, empat titik, yaitu permukaan, lapisan termoklin, dia atas bagian hipolimnion dan bagian dan bagian dasar, kemudian dikomposit.
4)      Lebih dari 100 m, ditambah sesuai keperluan kemudian dikomposit.


4.      Sampling dan Analisa Limbah Udara dan Gas

Udara ambient adarah udara yang ada dipermukaan bumi yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.

Pengambilan udara merupakan rangkaian kegiatan pengawasan/pemantauan kualitas udara yang dilakukan untuk mengetahui dan mengontrol polusi udara yang terjadi.

Hasil analisa yang diperoleh hendaknya menggambarkan kondisi kualitas udara pada lokasi/lingkungan yang diperiksa, kebenaran dan ketepatan hasil analisa sangat tergantung pada contoh yang representative dan ketelitian analisa, dalam pengambilan sampel udara dibedakan lokasi yang akan diambil yaitu pengambilan sampel udara untuk udara ambient termasuk udara ruangan dan pengambilan sampel udara utuk emisi/gas buangan.

Titik pemantauan ditetapkan dengan mempertimbangkan :
a.       Faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin)
b.      Faktor geografi
c.       Tata guna lahan

Persyaratan penempatan alat :
a.       Letakkan peralatan pengambil contoh uji pada daerah yang aman.
b.      Penempatan di atap bangunan dapat lebih baik untuk daerah dengan kepadatan penduduk/bangunan menengah sampai tinggi.
c.       Bila diletakkan diatap rumah pastikan tidak terpengaruh oleh gas buang dari dapur, incenerator atau sumber lainnya.

Posisi tempat pengambil sampel
a.       Ditempatkan pada jarak sekurang-kurangnya 15 m dari jalan raya.
b.      Ketinggian pengambilan secara kontinyu 3 – 6 m sedang secara manual minimal 1,5 m dari permukaan tanah.
c.       Jarak sekurang-kurangnya 15 m dari titik sumber.

Pemantauan tetap
Untuk mendukung pemantauan kualitas udara ambien, perlu dilakukan pemantauan kondisi meteorologis yang meliputi arah angin, kecepatan angin, kelembaban dan temperatur.
            Penetapan lokasi pemantauan meteorologis sebagai berikut :
a.       Ketentuan lokasi stasiun pemantau yang relatif dekat dengan bangunan atau pohon tertinggi.
1)  Tinggi alat pemantauan minimal 2,5 kali dari tinggi bangunan  atau pohon tertinggi.
2)  Minimal 2 meter lebih tinggi dari bangunan atau pohon tertinggi disekitarnya.
3)  Tinggi lokasi stasiun pemantau kondisi meteorologis minimal 10 m dari permukaan tanah.
b.      Ketentuan pemantauan yang relatif jauh dari bangunan atau pohon tertinggi.
1)    Tinggi  alat pemantau minimal 2,5 kali dari tinggi bangunan atau pohon tertinggi.
2)    Tinggi lokasi stasiun pemantau kondisi meteorologis minimal 10 m dari permukaan tanah.
Persiapan pengambilan sampel
a.       Peralatan sampling emisi
b.      Peralatan sampling udara ambien
c.       Peralatan sampling udara dalam ruang (indoor)
d.      Pengecekan kondisi peralatan dan masa kalibrasi alat
e.       Peralatan penyimpanan dan pengawetan sampel
f.       Peralatan K3 (safety)
g.      Form sampling (sesuai dengan parameter)
h.      Form bukti pengambilan sampel (Chain of Custody)

5.      Sampling gas emisi/buangan sumber tidak bergerak

Prinsip :
a.       Pemilihan lokasi dilaksanakan paling sedikit 8 kali diameter cerobong dari aliran bawah (hulu) dan 2 kali aliran atas (hilir) dan bebas dari aliran seperti belokan, pelebaran atau penyempitan.
b.      Lokasi alternatif dapat dipilih 2 kali diameter cerobong dari aliran bawah atau 0,5 kali diameter  cerobong dari aliran atas.
c.       Cerobong berpenampang empat persegi panjang dengan penyempitan atau pelebaran luas penampang.
     De : 2LW / (L   W)
     De : diameter ekuivalen (m)
     2    : tetapan matematis
     L    : panjang penampang cerobong (m)
     W   : lebar penampang cerobong (m)
d.      Cerobong berpenampang lingkaran dengan adanya penyempitan atau pelebaran diameter
                 De : 2dD / (L   W)
     De : diameter ekuivalen (m)
     2    : tetapan matematis
     D   : diameter dalam dari cerobong bawah (m)
     d   :  diameter dalam dari cerobong atas (m)

Syarat lobang pengambil sampel
a.       Mampu mendapatkan data yang akurat dan mewakili dengan persyaratan diameter lubang pengambilan sampel uji minimal 10 cm.
b.      Lubang pengambilan sampel uji harus memakai tutup dengan sistem plat flange yang dilengkapi dengan baut.
c.       Arah lubang pengambilan sampel uji tegak lurus dengan dinding cerobong.

Persyaratan sarana pendukung
a.       Tangga besi dan selubung pengaman pelat besi
b.      Lantai kerja atau landasan dengan ketentuan :
            -  dapat mendukung beban minimal 500 Kg
            -  keleluasaan kerja untuk minimal 3 orang
            -  Lebar  lantai kerja  1 – 2 m dan melingkar cerobong
            -  Pagar pengaman setinggi 1 meter
            -  Katrol pengangkat alat pengambil sampel uji
            -  Stop kontak aliran listrik sesuai dengan peralatan yang digunakan.
c.       Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang pengambilan sampel uji.
d.      Sarana pengangkutan, perlengkapan keamanan dan keselamatan pengamblan
sampel uji harus tersedia

Catatan minimal hal-hal sebagai berikut pada lembar kerja ;
a.       Nama lokasi
b.      Jenis fasilitas
c.       Tanggal pengukuran
d.      Nama petugas
e.       Denah lokasi
f.       Catatan fasilitas cerobong
g.      Data kondisi proses atau kegiatan industri
h.      Perhitungan dan hasil pengukuran titik lintas.